Minggu, 22 Juli 2012

SBH Backpacker: Blitar part-2

Selepas menunaikan Sholat Isya’ kita masih leyeh2 di masjid agung Blitar,sambil memindah file2 foto dari fotografer  yang setia membidik kelakuan kita selama perjalanan sampai akhirnya lampu masjid dipadamkan oleh ta’mir  (cara halus untuk mengusir hehehe), perjalanan selanjutnya adalah ke makam Proklamator, calon anggota SBH yg akan dilantik di bagi menjadi 2 kelompok yang selama perjalanan diberi tugas untuk menyebar leaflet tentang kesehatan,seperti HIV, DBD, dan bahaya rokok. 2 kelompok yang belum tau arah jalan ke makam Bung Karno itupun segera diberangkatkan dari jalur 3 menuju POS I di stadion Supriyadi (koyok sepur ae), sedangkan team senior yang lumayan udah tau jalan (walau hampir nyasar juga) berangkat terakhir  juga mendapatkan tugas yang sama.  

Waktu menunjukkan pukul 8.30 WIB (Waktu Indonesia Blitar) team senior udah sampai di stadion supriyadi,tapi arek cilik2 (calon SBH) ternyata masih belum sampai. Sempat kwatir kalo’ mereka nyasar,tapi babah wes..wong wes rodok gede, sek isok takon uwong! Sambil nunggu, kita bikin tantangan buat ngasih leaflet ke Pak Polisi terus di dokumentasikan/di foto, eh pak polisinya gak mau…(wedi nek mlebu youtube paleng)


 



Beberapa saat kemudian kelompok yang ditunggu akhirnya datang juga, wajah’ e ketok pegel kabeh,onok sing takok “sek adoh ta mas?” “halah cedek kok iki lurus terus belok wes teko!” (padahal sek onok sak enggokan maneh!) 
 
setelah menyusuri perjalanan panjang dan penuh rintangan (nang parkir makam lak ruame se?dadi mlakune gak lancar) akhirnya sampailah kita di museum dan makam Bung Karno. Megahnya Bangunan Museum masih Nampak di gelapnya malam….di balik heningnya malam itu tampak sesosok tinggi besar sedang duduk gagah di lorong antara museum dan perpustakaan…….(narasi koyok acara bukan dunia lain) itulah patung proklamator kita (gak pegel ta pak lungguh ket isuk?). acara utama yaitu pelantikan pun dimulai, bertempat di theater komplek museum Bung Karno inilah, kader2 kesehatan mengucap satya dan dharmanya dengan aroma historis makam Bapak Proklamator.
                                                                                                              
 
                                                


Setelah itu kita segera menuju ke hotel “balai kelurahan sentul” ,wajah2 lelah pun berubah menjadi wajah ngantuk, akhirnya setelah aba2 tidur dimulai, para anggota SBH baru pun segera ambil posisi tiga kali istirahat ditempat / tidur, tapi senior ternyata tidak merasakan lelah yang sama, terbukti dengan dimulainya pertandingan “gambler”/ kartu remi yang mempertemukan Kak Ari, Kak Dwi, Kak Mas’udi ,dan Kak Januar, sedangkan kak shiro asyik online bersama kak oktav. Hampir tengah malam, tiba2 datanglah sebuah mobil panther yang berhenti tepat di depan kelurahan yang kami hinggapi (waduh kate di usir iki!!) ternyata yang keluar dari mobil itu adalah Pak Lurah setempat,yang dating berkunjung dengan membawakan karpet biru dan sekarung rambutan khas blitar (padahal yg d kasih mas’e yana ae during entek) Alhamdulillah sodara,malam ini kita tidur beralaskan karpet! Blitar memang terkenal dengan keramahan orang2nya (biasane emang ramah nek ketepakan ktmu sing jahat yo rejekimu!), pertandingan remi pun dilanjutkan hingga titik darah penghabisan! Sampai akhirnya menobatkan Kak Mas’udi sebagai juara mengocok kartu semalam suntuk. Setelah mencapai kesepakatan tentang siapa yang rela kembali ke stasiun untuk beli karcis pulang (nek gak ngunu mene gak moleh rek!),kami pun menikmati rasanya tidur di blitar.

 

Keesokan harinya wajah2 ceria kembali terlihat,kegiatan pagi dimulai dengan sholat dan bersih diri (Alhamdulillah isok adus) kemudian olah raga dan jalan2 untuk cari sarapan (tapi durung onok warung buka,mek onok bakul kembang,opo kate mangan kembang?)  akhirnya kita sepakat untuk beli nasi pecel mbok bari yang terkenal itu, saatnya urunan criiiing…..  keluar uang 5000 (asline 4500an sing 500 gwe kas) ternyata pecel si mbok memang maknyus saudara! dan ada khasiatnya (ntar tak kasih tau deh).Setelah sarapan dan bersih lingkungan,saatnya kegiatan mandiri yaitu berkunjung ke  museum dan makam bung karno (semalam ditutup cz siaga malam natal wedi nek kene gwo bom).














kak Mas’udi harus kembali ke moxer lebih awal cz harus bekerja,sembari menunggu teman2 yg belanja oleh2 akhirnya kita menemukan penjual es pleret yang kmarin dicari-cari kak shiro,dan maknyus,es dawet yang dicampur klepon warna warni pun membasahi tenggorokan criiiing kluar uang 2000 dari saku. Perjalanan pun dilanjutkan menuju monumen PETA , 
sesampainya di monumen yang menandai perjuangan tentara PETA terhadap Belanda itu seperti biasanya kita selalu ada ritual untuk foto2 (walaupun ketok cilik2 cz patung e gede beud!) perjalanan pun dilanjutkan ke Kebon Rojo sebuah taman kota yang terlihat agak kurang terawatt,sesampainya disana kami mendapat SMS dari Kak Mas’udi bahwa Kereta Api Argo Rapih Dhoho yang ditumpanginya anjlok selepas stasiun Rejotangan,kami pun kwatir mendengar kabar tersebut (bukan kwatir Mas’udi, cz udh pasti slamet, tapi kwatir gak bisa pulang) namun kami tetap optimis dan berpikiran positif kalau kereta itu akan segera terevakuasi sehingga kita bisa pulang sore nanti. 
Perjalanan pun dilanjutkan menuju ndalem gebang ( rumah orang tua Bung Karno) namun rumah itu masih belum dibuka untuk umum, sehingga kami hanya menikmati sisi luarnya, tapi arek2 malah main ramal2an karo wong dodol nang kunu oalah…




Lepas dari istana gebang kita langsung cabut ke masjid agung again,tapi di tengah perjalanan hujan rintik2 mulai menemani dan syukurlah hujan deras baru turun ketika kita sudah sampai di masjid, pukul 15.00 waktu Blitar,saatnya kita menuju Stasiun Blitar,sesampainya di stasiun Blitar,kita mendapati tulisan “mohon maaf kereta rapih dhoho jurusan Surabaya lwt kertosono tidak dapat berangkat karena ada rintang jalan” alamat gak isok mulih iki,apalagi tiket kereta api penataran juga sudah sold out!!! Setelah lobby  bwt oper penataran tdk berhasil,akhirnya dengan smangat rindu ortu!kita keluarkan segenap uang

Yang tersisa di dompet,criiiingggg brukkk sampek tuntas pkok e… stelah lobby dgn sopir minibus “kawan kita” akhirnya kita naik bus itu menuju Kediri cringg Rp. 7.500 per orang…wajah2 teler arek SBH smakin jelas terlihat,apalagi bnyk yg alergi naik BUS! Sampai Kediri. Kita Oper Bus AKDP, mengingat hari Minggu maka gak mungkin kalau semua naik dalam 1 bus,cz bus pasti penuh dengan penumpang yg mau balik ke Surabaya,akhirnya peserta dibagi menjadi dua Kloter ,Kloter pertama landing duluan dengan Bus Harapan Jaya,Sedangkan kloter kedua melaju dengan Pelita Indah, Alhamdulillah bus itu longgar sehingga semua kebagian tempat duduk.

Di temani hujan lebat selama perjalanan akhirnya pukul 20.45 Bus Pelita Indah sampai di terminal kertajaya mojokerto,Alhamdulillah akhirnya bisa menginjakkan kaki di Mojokerto lagi, masio speda motor e di parkir nang stasiun! Beberapa menit kemudian bus Harapan Jaya akhirnya datang juga, budal disek teko kari,nangdi ae cak? Akhirnya petualangan kita berakhir dengan selamat,bus sudah melanjutkan perjalanan,terlihat anggota SBH berjalan menuju koridor terminal. Tapi tunggu dulu,tampak wajah kak shiro sperti kwatir,benar saja “KETUA DEWAN MU KARI NANG BUS!” jegeeeeer…..gak sido moleh,goleki anak e uwong disek iki, bertambah sulit dengan kondisi HP tas dan dompet dititipkan ke Agil,so arek iku gak gowo opo2 n gak bisa d hubungi !apik temen!

Pikiran2 buruk mulai menghinggapi, tapi kita tetap optimis, mulai hubungi kak Farah yang masih ada di bus itu dan akan berhenti di perempatan empu nala, ternyata sang ketua dewan tidak bersamanya, harapan terakhir ada di kak selfi yang turun di balongbendo,mudah2an kak nila yang asyik terlelap itu bangun dan turun bersama kak selfi, namun HP selfi masih blm aktif cz mngkn btraix hbis! 

Menjaga kmngkinan terburuk bila kak nila  tidak bersama kak selfi,akhirnya dengan penuh keberanian kak dwi berangkat dengan BUS pelita Indah yang hinggap di terminal guna bersiaga bila kak nila diturunkanpaksa oleh kondektur di by pass krian. HP bergetar,ada panggilan dari nomor yang blm di kenal ,mudah2an bkan dari org tua kak nila. Setelah diangkat kami pun bisa bernafas lega, ternyata KAk Selfi yang menelpon dan bilang kalau Nila ada bersamanya!

Segera menelpon Kak Dwi yang masih berada di perjalanan untuk memberi instruksi agar turun di perempatan bakalan dan membawa pulang Kak Nila, sekitar Pukul 22.30 masuklah Bus Harapan Jaya dari arah Surabaya, tampak Kak Dwi didalamnya bersama Kak Nila, Alhamdulillah akhirnya mission complete! Dan kamipun pulang kepangkuan kasur masing2.

Sungguh unforgotable moment,sesampainya di rumah gak bisa langsung tidur, masih teringat perjalanan yang cukup menegangkan tadi, dan mencoba mengingat satu hal yang belum terlaksana sehingga susah tidur walau lelah sudah di ujung mata, ternyata aku belum makan sejak sarapan pagi pecel mbok bari tadi,selama diperjalanan gak seberapa terasa,tapi ketika semua sudah usai barulah aku ingat,meminjam status mas shiro “AKU LAPAR MENDERA TINGKAT DEWA!”<@JD_Yudhistria19>

0 komentar:

Posting Komentar