Kamis, 15 Desember 2011

SKK Penanggulangan Penyakit Rabies

TUJUAN SKK Penanggulangan Penyakit Rabies
1. Mengaplikasikan/membuat contoh secara sederhana penyebab, cara penularan dan gejala penyakit anjing 2. gila pada manusia dan hewan (terutama anjing)
3. Mengaplikasikan/membuat contoh cara pencucian luka gigitan anjing
4. Mengaplikasikan/membuat contoh cara memberikan suntikan pada hewan peliharaan (anjing, kucing, kera)
5. Memberikan penyuluhan tentang penyakit anjing gila
    MATERI SKK Penanggulangan Penyakit Rabies
    1.Sinonim Rabies
    2.Tanda-tanda Rabies Pada Manusia
    1. Permulaan
    2. Gila
    3. Lumpuh
    3.Tanda-tanda Rabies Pada Anjing
    1. Permulaan
    2. Gila
    3. Lumpuh
    4.Penyebab
    5.Cara Penularan
    6.Pengobatan
    7.Pencegahan
    8.Penyebaran
    9.Sejarah
    10.Diagnosa Rabies
    11.Peran Serta
    12.Prinsip Pemberantasan


    Penyebab dan perantara penularan.
    Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus, yaitu virus rabies yang menyebabkan gangguan pada susunan saraf pusat (SSP).
    Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah anjing dan binatang-binatang liar seperti kera, kelelawar dsb.
    Manifestasi penyakit
    Sesudah masa tunas / inkubasi selama 10 hari sampai dengan 7 bulan, orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dengan gejala-gejala sebagai berikut :
    • Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, tak nafsu makan, lemah, mual, muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah sekitar gigitan (anjing/binatang liar tsb).
    • Gejala di atas kemudian dengan cepat diikuti hiperestesi dan hipereksitasi mental serta neuromuskular, diikuti dengan kaku kuduk dan kejang-kejang otot-otot yang berfungsi dalam proses menelan dan pernafasan. Sedikit rangsangan berupa cahaya, suara, bau ataupun sedikit cairan dapat menimbulkan reflex kejang-kejang tersebut.
    • Keadaan tersebut selanjutnya berkembang menjadi kekejangan umum dan kematianpun umumnya terjadi pada tahap ini.
    Pengobatan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan imunisasi pasif dengan serum anti rabies, dan pengobatan yang bersifat suportif dan simtomatik. Luka gigitan dirawat dengan tehnik tertentu dengan tujuan menghilangkan dan menonaktifkan virus. Immunisasi aktif dengan vaksin anti rabies sebelum tanda-tanda dan gejala muncul sekaligus merupakan usaha pencegahan bila ada kecurigaan binatang yang menggigit mengidap rabies.
    Pencegahan. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan anjing atau binatang-binatang liar. Bila sudah terjadi maka binatang tersebut harus diobservasi oleh dokter hewan untuk kemungkinan rabies. Bila binatang tersebut menunjukkan tanda-tanda rabies atau bahkan mati dalam waktu 10 hari maka harus dilakukan pemeriksaan laboratorik terhadap otak binatang tersebut untuk memastikan diagnosa.

      0 komentar:

      Posting Komentar